Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Desember 2012

Pos Ketan Legenda 1967 Kota Batu


Masih tentang jajanan tradisional yang menjadi komoditas ungggulan, Pos Ketan Legenda 1967 di kawasan alun-alun Kota Batu, Jawa Timur. Memang, ini bukan tempat jajanan yang cozy a’la plaza atau mall yang mewah. Bukan pula jajanan yang dijajakan di kota metropolitan. Pos Ketan Legenda 1967 laiknya lapak kaki lima yang berderet di pinggir lahan parkir di kawasan Alun-alun Kota Batu, sebuah kota yang dalam sejarahnya tumbuh dari tempat peristirahatan sejak jaman Belanda karena tempatnya yang relatif tinggi. Tidaklah berlebihan ataupun terlalu mendramatisasi, Pos Ketan Legenda 1967 disebut sebagai lapak karena “warung” tersebut hanya berisi pedagang dan jualannya. Sementara para penikmat ketan berada di luar “warung”, yang berarti berada di sebagian lahan lapangan parkir. Dalam kondisi demikian, Pos Ketan Legenda 1967 tak ubahnya berada di sebuah plasa “tradisional”.

Pos Ketan Legenda 1967 tidak berdiri sendiri. Sebagaimana pedagang kaki lima di kawasan lahan parkir, Pos Ketan Legenda 1967 berdiri di antara deretan-deretan lapak-lapak yang lain. Dari sore hingga malam hari, Pos Ketan Legenda 1967 melayani pelanggan didampingi warung-warung yang lain, termasuk warung susu segar. Minuman ini termasuk yang tidak boleh ditinggalkan ketika berkunjung ke kota Batu. Susu murni dari koperasi susu di kawasan ini terkenal luas. Kawasan Pujon, yang bertetanggaan dengan kota Batu, dikenal sebagai sentra peternakan sapi perah dengan koperasi susu yang pernah dikenal sebagai terbesar di Indonesia. Bisa dibayangkan, ketan kukus yang masih hangat ditemani susu kopi manis yang masih mengepulkan asap merupakan pilihan jajanan yang nikmat dan menyehatkan di kawasan Kota Batu yang terkadang terasa dingin.


Bila disimak dari tahun 1967, yang menempel pada Pos Ketan Legenda 1967, dapat disimpulkan hal yang menjadi fokus dari Pos Ketan. Nostalgia dan romantisme yang dicoba ditawarkan tempat ini pada pengunjungnya. Akan tetapi bila disimak dari para penikmat ketan kukus, mereka berasalah dari berbagai generasi. Bahkan dapat dikatakan generasi muda yang lebih akrab dengan mall ternyata lebih mendominasi tempat ini. Sebagaimana warung-warung tradisional lainnya, tidak dikenal konsep fast food. Para penikmat dapat nongkrong di tempat itu tanpa harus merasa risih untuk segera angkat pantat. Tidak mengherankan kalau di tempat ini ngobrol bisa menghabiskan waktu.


Pos Ketan Legenda 1967 hanya menyediakan menu jajanan ketan kukus dengan variasi topping yang klasik, yakni Ketan Kicir, Ketan Bubuk dan Ketan Campur. Ketan Kicir adalah ketan kukus dengan topping taburan kelapa serut ditimpa sirup gula jawa. Ketan Bubuk, menggunakan topping bubuk kedelai. Sedangkan Ketan Campur adalah gabungan antara dua ketan yang dijelaskan sebelumnya. Semuanya dengan harga yang sama, Rp 2.500,- per porsi. Untuk segelas susu segar, bisa diperoleh dengan Rp 3.000,-. Murah kan? Yuk ke Batu dan mampir ke Pos Ketan Legenda 1967. (puspitasari agisya 09220042)

Era Belanda diTegah kota Malang




Salah satu objek wisata kuliner kuno zaman Kolonial Belanda yang masih ada di Kota Malang adalah “Toko Oen” yang telah berdiri di Malang sejak tahun 1930. Sebuah toko yang nyaman untuk dikunjungi dan cocok untuk yang ingin mengenang masa kejayaan Belanda dulu. Bangunan dengan gaya kolonial lengkap dengan furniture yang masih dijaga keasliannya menambah keunikan Toko Oen yang juga sangat terkenal dengan produk es krimnya. Toko Oen terletak di Jl. Basuki Rahmat 5 Malang, tempatnya yang strategis, terletak di jantung Kota Malang, tepatnya di sebelah Toko Buku Gramedia Pusat dan berhadapan dengan Gereja Kayu Tangan.
Begitu masuk ke toko ini, suasana tempoe doeloe langsung terasa. Ada kursi rotan, ada kursi besi seperti di film-film zaman dulu. Ada foto-foto dokumentasi Kota Malang zaman dulu. Ada spanduk berbahasa Belanda yang bertuliskan Welkom in Malang, Toko “Oen” Die Sinds 1930 Aan De, Gasten Gezelligheid Geeft.
Bangunan dan furniture yang dipakai merupakan bangunan zaman Belanda. Ruangan yang luas menjadi tampak penuh, salah satunya karena banyaknya foto-foto yang dipajang di dinding, foto hitam putih yang menggambarkan suasana Kota Malang tempo dulu. Ada foto Hotel Tugu, beberapa penanda Kota Malang, gereja tua, juga tentunya eksterior Toko Oen kala itu.

Tidak hanya bangunan yang masih terlihat kuno, pramusaji pun masih mempertahankan keasliannya dengan memakai busana ala zaman kolonial dengan jas tutup putih dilengkapi dengan peci hitam. Kursi kayu kuno yang ada masih terawat dengan baik. Kursi-kursi rotan rendah mengelilingi meja-meja bundar kecil, cocok sekali kalau hanya untuk makan kudapan atau sekadar minum kopi. Tetapi kalau ingin makan besar, bisa duduk di kursi-kursi rotan yang mengelilingi meja persegi.
Ada dua menu andalan toko ini, yakni es krim dan steak. Sekilas, rasa es krim tidak berbeda dengan es krim yang biasa dijual di swalayan, hanya teksturnya yang membedakan, agak kasar. Akan tetapi, semakin lama di lidah, makin terasa rasa susu dan telurnya. Ternyata setelah usut punya usut, bahan utama es krim adalah susu sapi asli dan telur ayam kampung. Pembuatannya tetap tradisional, tetapi mesinnya sudah dikreasikan dengan teknologi baru. Hanya saja resepnya masih seperti dulu, karena koki-koki sekarang telah diwarisi resep dari koki sebelumnya.
Sudah puas menikmati es krim Toko Oen, selanjutnya beralih ke menu favorit Toko Oen, yaitu steak lidah sapi atau Oxtongue Steak (bahasa Belanda), yang merupakan menu istimewa pada zaman Belanda. Jika dilihat bentuknya, sama dengan steak pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah bumbu untuk melumurinya yang memang khas Toko Oen dan merupakan resep asli sejak dulu.
Namanya memang Toko Oen. Tapi sebenarnya, tempat ini lebih pas disebut sebagai restoran. Layaknya restoran, Toko Oen menyediakan aneka makanan dan minuman yang dapat Anda santap langsung di tempat. Beberapa jenis sajian dari toko ini adalah steak, es krim, makanan Eropa, oriental food, Indonesian food, dan beragam jenis kue. Tidak hanya itu saja, di tempat ini juga ada kue-kue kering yang dipajang di toples-toples besar zaman dulu, para pengunjung dapat melihat dan memilih sendiri yang dikehendaki. Di bagian depan berhadapan dengan pintu masuk, terpajang dua etalase yang terkesan kuno yang menyediakan kue dan bermacam-macam krecker.
Bagi para pecinta wisata, jangan berkecil hati karena di Toko Oen juga menyediakan informasi tempat-tempat wisata bagi para pendatang. Di sini juga menyediakan fasilitas tour untuk berkeliling tempat wisata di Malang dan sekitarnya. (puspitasari agisya 09220042)

Satu bahan 26 sajian di rumah udang sukarno hatta



Berburu hidangan udang ganpang – ganpang susah . gampangnya karena hidangan ini hampir tersedia diresto dan rumah makan manapun. Namuntak semua menyajikan hidangan udang dengan berbagai varian dan kelezatan yang sempurna.
Sesuai dengan namanya rumah udang merupakan resto yang secara khusus menyajikan hidangan serba udang. Ditempat ini pecinta kuliner akan dimanjakan dengan 26 menu udang yang berbeda. Ada yang diolah dengan cara digoreng kremes, krispi, ditumis, hingga dibakar.
Manajer rumah udang , Indra mengatakan tidak berlebihan jika rumah udang mampu menyajikan 26 menu masakan. Pasalnya binatang bertubuh bungkuk ini dapa diolah dengan banyak bumbu.
Dirumah udang ini udang bisa dengan bumbu bermacam macam hasilnya akan tetep lezat tanpa kehilangan karakter si udang itu sendiri. asalkan proses masaknya benar. menu di sini diantaranya udang lada hitam, penyet udang bakar, dan udang rica pantura yang rasanya pedas. aneka olahan udang di rumah udang tidak hanya mewakili cita rasa nusantara tetapi jugA cita rasa oriental.
Disini ada 2 jenis udang yang di gunakan dalam menunya. yakni udang windu dan udang vaname. udang windu memiliki tubuh yang besar dan bergaris sedangkan udang faname berwarna agak putih. di sini budidaya dilakukan sendiri sehingga kesegaranya terjamin.
Selain menggunakan 2 jenis udang, rumah udang sengaja memilih ukuran udang secara spesifik. ada 2 jenis ukuran udang yang di gunakan yakni ukuran sembilan dan enam puluh. yang dimaksud ukuran sembilan dalam 1 kilo berisi 9 ekor sedangkan ukuran 60 dalam 1kilo berisi 60 ekor. untuk yang ukuran 9 tergolong ukuran superjumbo dalam satu porsi hidangan di sajikan hanya 3 ekor udang saja. namun pecinta udang sudah akan terpuaskan.

Menambah kepuasan kuliner saat menikmati aneka sajian udang jangan lewatkan kesegaran es campur hura hura yan berisi potongan melon ,nata de coco, selasih, cincau, dan strawbery dipadu dengan susu, sirup dan es membuat dahaga kita terobati.

Surabi Imut as SEMUT

Jika anda berjalan-jalan di sekitar daerah Klojen, tidak ada salahnya untuk sejenak menikmati kudapan nusantara. Serabi imut atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘semut’ ini dapat anda jumpai di sekitar ±100 meter dari Stasiun Kota Baru Malang dari jam 10.30 hingga 21.00 WIB.  Sejak tahun 2005,

Serabi Imut memperkenalkan diri sebagai makanan khas dan murah. Kios yang sebelumnya berada di daerah pasar Klojen ini, memang menjadi pencarian tujuan kuliner dari masyarakat, baik masyarakat lokal maupun dari luar kota. “Serabi Imut ini memang hanya ada di Bandung dan Malang. Jadi wajar kalau semua orang carinya disini,” jelas Nova, pelayan disana.

Nama dari Serabi Imut ini diambil dari nuansa para pelayan (tepatnya para pencetak serabi) di Bandung yang mayoritas adalah perempuan. Hal inilah yang menjadi ikon dari nama Serabi Imut ini diambil.

Cara pembuatan semut ini cukup mudah. Tepung beras dan campuran santan, di aduk rata dan dihancurkan dari gumpalan-gumpalan tepungnya. Lalu ditambahi sedikit gula dan garam. Kemudian dibakar pada cetakan tanah liat beberapa menit dalam keadaan tertutup. Setelah itu diangkat dari cetakan dan disajikan sesuai pesanan.

Makanan yang terbilang sederhana ini, cukup memikat nafsu makan dari para pengunjung. Meski hanya terbuat dari tepung beras saja, namun rasa hambar dan gurih makin terasa lezat jika dimakan dalam keadaan masih hangat.

Apalagi semut, disajikan cantik dengan bermacam-macam topping. Mulai dari keju, susu, mesis, selai, sosis, irisan pisang hingga beberapa mayones. Penambahan variasi ini membuat persepsi makanan tradisional yang hambar, menjadi makanan tradisional dengan selera masa kini. Cocok untuk dinikmati bersama dengan keluarga maupun sahabat.

Menu minumannya pun terdiri atas banyak varian rasa yang menggoda. Ada es yogurt yang paling cocok untuk dinikmati dengan surabi, lalu es susu coklat, kopi, es moccacino, dan lain sebagainya. Selain itu,  juga bisa memesan menu pisang bakar yang tak kalah lezat. makanan ini ternyata cukup baik untuk kesehatan pencernaan. Dengan harga yang cukup terjangkau yakni dengan kisaran harga mulai Rp 2.000 sampai Rp Rp 6.000 saja. Oleh karena itu, tempat surabi Imut ini juga paling cocok untuk dijadikan tempat nongkrong. Soal parkir, Warung Surabi Imut telah menyediakan lahan parkir yang cukup memadai bagi yang berkendara dengan sepeda motor. Hanya sayangnya, lahan parkir untuk mobil cukup terbatas.


Selain cita rasanya yang lezat di lidah dan mata, harga yang bersahabat pun menjadi alasan sebagian besar pengunjung. Seperti Restu dan putri, pelajar asal SMP 5 Malang ini mengaku senang menikmati ‘semut’ karena murah dan cukup mengenyangkan. “Biasanya sekali pesan, langsung dua. Satu serabi imut dan satunya lagi pisang bakar ditambah dengan ice yoghurtnya yang punya banyak pilihan rasa. Biar nggak bosen dan tetap kenyang,” ujar , siswi asal sawojajar ini.
Selamat mencoba. :)

teks oleh : Dahlia Eka / 09 220 368